Masalah - Apakah terdapat pengaruh positif kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Penjual Rokok di wilayah Kampus E Universitas Gunadarma
Tujuan - Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Penjual Rokok di wilayah Kampus E Universitas Gunadarma
Metodologi Desain penelitian ini adalah survey. Sumber data yang digunakan berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang berada di wilayah Kampus E Universitas Gunadarma. Metode ini menggunakan rumus regresi linear sederhana dengan persamaan Y = a + bx
Variabel Peneltian - Jenis Kelamin - Biaya - Kepuasan
Masalah - Biaya produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga jual dari produk tersebut. - Apakah terdapat pengaruh positif signifikan biaya produksi terhadap penjualan pada PT. INDOFOOD Tujuan - Mengetahui apakah biaya produksi mempengaruhi harga jual dari produk tersebut - Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat positif signifikan biaya produksi terhadap penjualan PT. INDOFOOD
Metodologi Desain penelitian ini adalah laporan keuangan pada PT. INDOFOOD yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui biaya produksi terhadap penjualan pada PT. INDOFOOD. Metode ini menggunakan model penelitian regresi linear sederhana dengan persamaan :
Y = a + bX
Dimana, Y : Variabel Independen a : Konstanta b : Koefisien regresi X : Variabel Dependen
Sekarang ini banyak sekali masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi daripada kendaraan umum sebagai alat transportasi, sudah tidak dapat lagi dihitung dengan jari karena mungkin saja sudah mencapai ratusan bahkan ribuan. Jumlah kendaraan tersebut tidak diimbangi dengan lebar jalan, jumlah kendaraan terus saja meningkat sedangkan lebar jalan tidak ada perubahan sehingga sering terjadi kemacetan di ruas jalan tertentu terutama saat pagi dan sore hari. Hal tersebut tentunya menguji kesabaran kita. Jalan macet, capek, ditambah oleh tindakan pengemudi lain yang suka menyerobot, membuat kita kesal sehingga kita menjadi terbawa emosi.
Saya ingin sedikit berkomentar tentang pengendara motor, karena melihat kelakuan pengendara motor yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Saya sering sekali melihat pengendara motor yang bertindak membahayakan dirinya sendiri. Misalnya adalah tidak memakai helm, menyalip zig-zag, ugal-ugalan, tidak menjaga jarak dengan kendaraan lain, dan yang paling parah adalah berkendara sambil sms atau telepon. Hal tersebut tentunya sangat membahayakan pengendara sepeda motor itu sendiri dan juga orang lain.
Jika terdapat pengendara motor dengan ciri-ciri seperti diatas, perlu dipertanyakan tentang kepemilikan SIM (Surat Izin Mengemudi), jika sudah memiliki SIM apakah pantas bertindak membahayakan? Seharusnya ia mengerti, paham, dan menaati semua peraturan lalu lintas. Seandainya semua pengendara motor mengerti, paham, dan menaati semua peraturan lalu lintas maka risiko kecelakaan terhadap pengendara motor dapat ditekan seminimal mungkin. Aparat keamanan juga seharusnya bertindak tegas jika ada pelanggaran lalu lintas karena hal ini juga demi keamanan si pengemudi itu sendiri.
Saya menghimbau, marilah kita terapkan disiplin dalam berkendara dimanapun berada. Selalu waspada dan berhati-hati adalah kunci utama. Ada pepatah, “Biar pelan yang penting selamat”. Hal itu sangat perlu kita tanamkan dalam diri kita, ingatlah bahwa keluarga menanti di rumah.
Tidak perlu kebut-kebutan, pakailah semua peralatan keselamatan (misalnya helm dan jaket) sesuai fungsinya, sabar, dan taatilah peraturan lalu lintas. Semua itu perlu dilakukan karena SAFETY RIDING ITU PENTING.
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar kedalam kelompok yang lebih homogen. Segmentasi pasar merupakan hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh seorang produsen atau penjual, karena berhubungan erat dengan kelangsungan hidup dari usaha yang dijalankan. Perlu memperhatikan elemen-elemen yang ada dalam segmentasi pasar seperti demografis, geografis, psikologis, psikogfafi, sosial budaya, dan lain-lain. Sehingga target dan tujuan pasar akan lebih mudah tercapai.
Dalam penulisan kali ini saya akan mencoba memberi contoh segmentasi pasar berdasarkan Demografis, yang antara lain terdiri dari umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Saya akan membahas segmentasi pasar pada Sekolah Dasar (SD) yang meliputi unsur umur, jenis kelamin, dan pendidikan.
Jika kita pergi ke SD terdekat tempat kita tinggal kita pasti menemukan jajanan-jajanan yang memang anak SD gemari seperti es, mainan, cilok, batagor, somay, dan masih banyak lagi. Hal tersebut tentunya sudah dipikrkan oleh para pedagang tentang dagangan apa yang cocok untuk anak SD antara usia 7-12 tahun yang memang sedang senang-senangnya jajan. Selain makanan terdapat juga penjual yang menjual berbagai macam mainan seperti mobil-mobilan dan robot-robotan, namun tidak melupakan untuk yang wanita juga. Terdapat boneka dan banyak jepit rambut yang menarik.
Karena mempunyai uang jajan yang terbatas maka rata-rata jajanan di lingkungan SD adalah jajanan yang murah meriah. Namun biarpun jajanan dengan harga yang murah tapi para pedagang sebaiknya tidak asal menjual. Para pedagang sebaiknya juga memperhatikan faktor keamanan dan kualitas barang dagangannya. Sehingga para konsumen bisa tenang jika membelinya, agar lebih menarik dianjurkan para pedagang juga menjual barang-barang yang mampu merangsang kreatifitas anak-anak tersebut. Atau mungkin bisa juga menjual mainan-mainan tempo dulu dimana mainan tersebut pernah dimainkan oleh orang tua mereka.
Intinya pada segmentasi pasar di lingkungan SD, para konsumen memilih barang-barang yang menarik dan juga murah meriah.
Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia karena mempunyai fungsi yang tidak kalah penting dibanding makanan. Fungsi dari pakaian itu sendiri antara lain sebagai penutup aurat, pelindung tubuh dari cuaca, mempercantik diri, dan lain-lain. Seiring dengan perubahan zaman maka hal itu berpengaruh terhadap model pakaian, dari zaman ke zaman selalu saja berubah-ubah. Bahkan mungkin saja setiap bulan model pakaian yang ada di pasaran selau berganti-ganti model, hal ini bertujuan agar konsumen tidak bosan dengan barang yang ada karena produsen selalu menawarkan produk-produk yang baru. Sehingga secara tidak langsung konsumen menjadi tertarik untuk membeli barang baru dengan adanya pergantian medel terebut.
Pakaian selalu berkaitan dengan lebaran. Menjelang lebaran biasanya harga pakaian di pasaran akan meningkat sehingga produsen akan berlomba-lomba mencari keuntungan karena momen seperti ini hanya datang satu tahun sekali. Harga pakaian selalu meningkat saat lebaran dikarenakan permintaan pasar yanf tinggi, sebagian besar dari kita beranggapan bahwa lebaran sama dengan baju baru. Maksudnya pada saat lebaran harus menggunakan baju baru karena lebaran merupakan momen yang sangat spesial bagi umat muslim. Karena hal inilah yang menyebabkan harga pakaian itu sendiri selalu saja meningkat pada saat menjelang lebaran.
Saya sendiri selaku penulis mempunyai anggapan yang berbeda. Lebaran tidak berarti harus memakai baju baru, cukup memakai pakaian yang ada selama pakaian itu masih layak pakai. Membeli pakaian tidak harus menjelang lebaran karena masih ada hari lain sehingga kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan pada saat menjelang lebaran.
1.Citra PT Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Kendatel Tasikmalaya di hadapan para pelanggannya belum sepenuhnya diketahui.
2.Pengaruh kualitas teknikal, kualitas fungsional, dan aktifitas pemasaran tradisional terhadap citra PT Telkom Daerah Telekomunikasi Tasikmalaya belum secara jelas diketahui.
1.Mengukur dan menganalisis persepsi konsumsi tentang Citra PT. Telkom
2.Mengukur pengaruh kualitas dari teknikal kualitasfungsionaldan aktivitaspemasarantradisional terhadapcitraPTTelkomKandatelTasikmalaya.
Hasil
1.Hasil penelitian menunjukkan bahwaPT Telkom KantorDaerah Tasikmalayamemilikicitradalamkategoribaik di hadapan pelanggannya.
2.Dimensi-dimensiyang terdapat pada variabelkualitasteknik,kualitas fungsionaldanaktivitaspemasaran tradisional berkorelasi positif dengan
3.Secaraserempakvariabelkualitas teknik, kualitas fungsional dan pemasarantradisionalberpengaruh nyata terhadapcitraperusahaan.Sedang kansecaraparsialhanyavariabel kualitasteknikdanaktivitaspemasarantradisionalyangberpengaruhnyataterhadappembentukan citra perusahaan. Halini mengindikasikan bahwa meskipun secara individu variabel kualitas fungsional tidakberpengaruhnyataterhadap pembentukancitraperusahaan, namun ketikadipadukandengandua variabel lain-nya, variabel ini memiliki kontribusidalam meningkatkancitra perusahaan.
METODOLOGI
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Telkom yang berada di wilayah Kodya Tasikmalaya, sebanyak 22.475 pelanggan. Ukuran contoh ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
Maka persamaan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
Y = a + bx
Regresi linear dan korelasi
Dalam penelitian ini yang dikaji adalah kualitas teknik, kualitas fungsional, pemasaran tradisional, dan citra perusahaan. Kualitas teknik berkaitan dengan fasilitas dan penampilan fisik dalam melayani konsumen. Variabel ini diukur dengan dimensi: (1) penampilan fisik pegawai, (2) penampilan fisik PT Telkom Tasikmalaya, (3) peralatan yang digunakan perusahaan, (4) fasilitas fisik pelayanan, (5) kenyamanan dan kebersihan, (6) ketersediaan jaringan baru, (7)pengetahuan teknik dari pegawai.
Kualitas fungsional adalah proses pelayanan berupa interaksi antara PT Telkom dan pelanggan. Variabel ini diukur dengan dimensi sebagai berikut: (1)keramahan petugas, (2) kesopanan dan kesabaran petugas, (3) profesionalisme petugas dalam berinteraksi dengan pelanggan, (4) kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan, (5) kemudahan petugas untuk dihubungi bila konsumen mengalami permasalahan.
Pemasaran tradisional merupakan kegiatan berupa promosi dan penetapan tarif. Variabel ini diukur dengan: (1) iklan PT Telkom di televisi, radio, surat kabar, dan majalah, (2) informasi dari mulut ke mulut, (3) kegiatan sosial (seperti memberikan sumbangan), (4) kewajaran tarif abudemen, pasang baru, dan pulsa.